Pada awalnya, Desa Lito terbentuk sejak tahun 1921 merupakan pemekaran Desa yang dulunya berpusat di Desa Bubaa dan masih wilayah dari Kecamatan Paguyaman Induk Paguyaman. Satu. Setelah Desa Lito Definitif maka terbentuklah pembagian Wilayah di Dusun yang pada waktu itu masih berstatus Pedukuhan yaitu terdiri dari 6 (enam) Dusun Yaitu :
- Wilayah yang berbatasan dengan Desa Bubaa Yaitu Dusun Sipone.
- Wilayah yang berada di Pusat Pemerintah adalah Dusun Dulango
- Wilayah yang berada dibagian Pantai adalah Dusun Lipa.
- Wilayah yang berada dipinggiran Pantai adalah Dusun Tumba.
- Wilayah yang mulai masuk dalam sebelah Timur adalah Dusun Leyanga.
- Wilayah yang paling ujung Timur Berbatasan dengan Desa Bilato adalah Desa Olibu.
Luas Wilayah Desa Lito 3.200.6 Ha dengan batas-batas :
– Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tangkobu.
– Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Apitalawu
– Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Toluk Tomini.
– Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bubaa.
Nama Desa Lito diambil dari Bahasa Gorontalo “LITO” Yaitu Pulau. Sekalipun demikian Desa Lito bukan Desa yang berada dikepulauan hanya saja nama itu diambil oleh orang tua berhubung dilepas pantai Dusun Dulango ada tiga Pulau melainkan hanya hutan bakau yang jaraknya sekitar 150 Meter lepas Pantai.
Selanjutnya pada Tahun 2003 Desa Lito dimekarkan Menjadi 2 (dua) Desa Yaitu Desa Lito dan Desa Apitalawu dan pada waktu bersamaan juga Kecamatan Paguyaman dimekarkan menjadi 2 (dua) Kecamatan Paguyaman dan Kecamatan Paguyaman Pantai Kabupaten Boalemo.
Dengan adanya Pemekaran Desa Lito terdiri dari 3 ( tiga) Dusun Yaitu :
Dusun Sipone, Dusun Dulango,Dusun Lipa yang dimekarkan menjadi 2 (dua) Dusun Yaitu Dusun Lipa Barat dan Dusun Lipa Timur.
Sejarah Desa Lito Lebih Lengkap Download disini
Versi Penulis
Sejarah Desa Lito: Dari Pemekaran hingga Perkembangan
Desa Lito mulai terbentuk pada tahun 1921 sebagai hasil pemekaran dari Desa Bubaa, yang saat itu masih merupakan bagian dari Kecamatan Paguyaman Induk. Setelah Desa Lito menjadi desa definitif, wilayahnya kemudian dibagi menjadi beberapa dusun. Awalnya, wilayah-wilayah tersebut dikenal sebagai Pedukuhan dan terdiri dari enam dusun utama:
- Dusun Sipone – Berbatasan langsung dengan Desa Bubaa.
- Dusun Dulango – Terletak di pusat pemerintahan desa.
- Dusun Lipa – Berada di wilayah pantai.
- Dusun Tumba – Terletak di pinggir pantai.
- Dusun Leyanga – Berada di sebelah timur desa.
- Dusun Olibu – Wilayah paling timur, berbatasan dengan Desa Bilato.
Desa Lito memiliki luas wilayah 3.200,6 hektar, dengan batas-batas sebagai berikut:
- Utara: Berbatasan dengan Desa Tangkobu.
- Timur: Berbatasan dengan Desa Apitalawu.
- Selatan: Berbatasan dengan Laut Teluk Tomini.
- Barat: Berbatasan dengan Desa Bubaa.
Nama “Lito” diambil dari bahasa Gorontalo, yang berarti “pulau”. Meskipun demikian, Desa Lito bukanlah desa yang terletak di kepulauan. Nama ini diberikan oleh para tetua desa karena terdapat tiga pulau kecil di lepas pantai Dusun Dulango, yang sebenarnya merupakan hutan bakau yang berjarak sekitar 150 meter dari garis pantai.
Perkembangan Desa Lito
Pada tahun 2003, Desa Lito mengalami pemekaran, yang memisahkannya menjadi dua desa, yaitu Desa Lito dan Desa Apitalawu. Di saat yang sama, Kecamatan Paguyaman juga dimekarkan menjadi dua kecamatan, yakni Kecamatan Paguyaman dan Kecamatan Paguyaman Pantai di Kabupaten Boalemo.
Setelah pemekaran tersebut, Desa Lito terdiri dari tiga dusun utama, yaitu:
- Dusun Sipone
- Dusun Dulango
- Dusun Lipa, yang kemudian dibagi lagi menjadi dua dusun, yaitu Dusun Lipa Barat dan Dusun Lipa Timur.
Sejarah panjang Desa Lito menunjukkan perkembangan dan dinamika wilayah ini, dari pemekaran hingga penataan administrasi yang lebih baik, demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Seiring berjalannya waktu, Desa Lito terus berkembang menjadi salah satu desa yang strategis di Kabupaten Boalemo. Letaknya yang berbatasan langsung dengan Laut Teluk Tomini membuat desa ini memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama di sektor perikanan dan pertanian. Masyarakat Desa Lito hidup dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di sekitarnya, seperti hasil laut dan tanah subur untuk pertanian.
Perubahan Sosial dan Ekonomi
Pemekaran desa yang terjadi pada tahun 2003 membawa dampak positif bagi perkembangan Desa Lito. Wilayah yang semakin teratur dan administrasi yang lebih efisien memungkinkan pemerintahan desa lebih fokus pada pengembangan infrastruktur dan pelayanan kepada masyarakat. Dusun-dusun yang dimekarkan, seperti Lipa Barat dan Lipa Timur, mulai menunjukkan peningkatan dalam hal pembangunan, khususnya dalam sektor kesehatan, pendidikan, dan akses jalan.
Pemerintah desa terus bekerja sama dengan masyarakat dalam berbagai program pembangunan, baik yang didukung oleh pemerintah daerah maupun swadaya masyarakat. Pembangunan sarana air bersih, jalan desa, serta fasilitas pendidikan dan kesehatan menjadi prioritas utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Lito.
Budaya dan Tradisi
Meski telah mengalami berbagai perkembangan, Desa Lito tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dan budaya lokal. Upacara adat dan kegiatan keagamaan masih menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Desa ini juga dikenal dengan keramahan penduduknya serta kekompakan dalam menghadapi tantangan bersama.
Nama Lito yang berasal dari kata “pulau” tidak hanya sekedar menjadi identitas geografis, tetapi juga simbol dari kekuatan masyarakat yang mampu berdiri teguh di tengah berbagai tantangan, seperti halnya pulau yang kokoh di tengah lautan. Kebersamaan dan gotong-royong masih menjadi fondasi utama dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, menjadikan Desa Lito sebagai tempat yang harmonis dan penuh dengan nilai-nilai luhur.
Menuju Masa Depan
Kini, Desa Lito terus bergerak maju, dengan visi untuk menjadi desa yang lebih modern namun tetap menjaga kearifan lokal. Pemerintah desa berupaya memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan pelayanan publik, seperti melalui pengembangan desa digital. Selain itu, berbagai program pemberdayaan ekonomi mulai diluncurkan untuk mendukung potensi lokal, termasuk pengembangan wisata pantai dan bakau, serta pengolahan hasil laut.
Dengan segala potensinya, Desa Lito diharapkan bisa menjadi contoh desa mandiri yang mampu memanfaatkan keunikan dan kekayaan lokalnya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, sekaligus mempertahankan warisan sejarah dan budayanya. Sejarah panjang desa ini menjadi saksi ketangguhan dan semangat masyarakat Lito dalam menjaga dan membangun tanah kelahirannya, menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.
Tantangan Dan Harapan Ke Depan
Meskipun Desa Lito telah mengalami perkembangan pesat, berbagai tantangan masih harus dihadapi dalam upaya mencapai kesejahteraan yang lebih merata. Salah satu tantangan utama adalah pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Laut dan tanah subur yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi desa harus dikelola dengan bijaksana untuk mencegah eksploitasi berlebihan dan degradasi lingkungan. Pemerintah desa dan masyarakat telah menyadari pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.
Selain itu, pengembangan sektor pariwisata juga menjadi salah satu fokus utama untuk mengangkat potensi alam Desa Lito, terutama di wilayah pesisir. Dengan hutan bakau dan pulau-pulau kecil yang unik, Lito memiliki daya tarik alami yang dapat dikembangkan menjadi destinasi ekowisata. Upaya untuk meningkatkan infrastruktur wisata dan promosi wilayah ini sudah mulai digalakkan, namun masih memerlukan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak, termasuk investor dan pemerintah daerah.
Pendidikan dan Pemberdayaan Pemuda
Untuk memastikan Desa Lito terus maju, pendidikan dan pemberdayaan pemuda menjadi kunci penting. Pemerintah desa telah bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan berkualitas. Pemuda Desa Lito diharapkan bisa menjadi agen perubahan yang membawa inovasi dan kreativitas ke dalam berbagai sektor kehidupan desa. Beberapa program pemberdayaan pemuda, seperti pelatihan keterampilan, pertanian modern, dan wirausaha, juga mulai diperkenalkan untuk mendorong kemandirian ekonomi generasi muda.
Dengan adanya pemekaran desa yang menciptakan Dusun-dusun baru, perhatian lebih juga diberikan pada pembangunan fasilitas pendidikan yang lebih dekat dengan masyarakat. Dengan demikian, generasi muda Desa Lito memiliki akses lebih mudah untuk menempuh pendidikan dan berkontribusi bagi perkembangan desa di masa mendatang.
Kolaborasi dan Gotong Royong
Gotong royong yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Lito sejak lama terus menjadi kekuatan dalam menghadapi tantangan. Kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan berbagai pihak eksternal telah membuahkan hasil positif dalam berbagai proyek pembangunan. Tradisi gotong royong ini terbukti menjadi kunci dalam keberhasilan pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan sosial.
Desa Lito juga semakin terbuka terhadap kolaborasi dengan pihak luar, baik itu dalam hal pembangunan fisik, program pemberdayaan, hingga pengembangan sektor pariwisata. Hal ini menunjukkan bahwa meski mempertahankan nilai-nilai tradisional, Desa Lito juga adaptif terhadap perubahan zaman dan terbuka terhadap inovasi yang membawa kemajuan.
Visi Masa Depan Desa Lito
Menuju masa depan, Desa Lito memiliki visi untuk menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan. Dengan terus mengoptimalkan potensi lokal dan menjaga warisan budaya, Desa Lito bertekad untuk tidak hanya menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi warganya, tetapi juga menjadi contoh desa yang berhasil dalam memadukan modernisasi dengan kearifan lokal.
Melalui peningkatan kualitas pendidikan, pemberdayaan masyarakat, pelestarian lingkungan, dan pengelolaan potensi ekonomi secara bijak, Desa Lito siap melangkah menuju masa depan yang lebih cerah. Masyarakatnya, dengan semangat gotong royong dan kerja keras, akan terus membangun desa mereka dengan penuh kebanggaan dan optimisme, menjadikan Desa Lito sebagai desa yang berdaya saing dan harmonis, baik secara lokal maupun regional.
Peran Masyarakat dalam Pembangunan Desa
Masyarakat Desa Lito memainkan peran sentral dalam keberhasilan pembangunan desa. Keikutsertaan warga dalam berbagai program dan kegiatan desa menunjukkan tingginya rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap kemajuan desa. Mulai dari pembangunan infrastruktur hingga kegiatan sosial, semangat gotong royong selalu menjadi pendorong utama dalam menyelesaikan berbagai tantangan yang ada.
Program-program desa yang melibatkan masyarakat secara langsung, seperti pembangunan jalan, pengelolaan lahan pertanian, hingga pemeliharaan lingkungan, selalu melibatkan semua elemen masyarakat, dari tua hingga muda. Kegiatan semacam ini tidak hanya memperkuat infrastruktur fisik desa, tetapi juga meningkatkan hubungan sosial antarwarga dan memperkuat rasa kebersamaan.
Dalam hal pelestarian budaya, masyarakat Desa Lito juga aktif menjaga dan melestarikan tradisi-tradisi lokal yang diwariskan oleh para leluhur. Berbagai upacara adat, seni musik tradisional, serta praktik-praktik budaya lainnya terus dirayakan sebagai bagian dari identitas Desa Lito. Ini menjadi bukti bahwa meski desa ini terus berkembang, akar budaya yang kuat tetap menjadi pegangan bagi masyarakat.
Potensi Pariwisata Desa Lito
Seiring dengan peningkatan infrastruktur dan perhatian yang lebih besar terhadap pengelolaan lingkungan, potensi pariwisata di Desa Lito semakin dilirik. Desa ini memiliki keindahan alam yang luar biasa, terutama di kawasan pesisir dan hutan bakau yang mengelilingi sebagian besar wilayahnya. Pulau-pulau kecil yang berada di lepas pantai menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ingin menikmati suasana alami dan eksotis.
Keberadaan hutan bakau yang masih terjaga menjadi salah satu aset utama Desa Lito dalam pengembangan ekowisata. Program wisata edukasi tentang pentingnya hutan bakau dan konservasi laut mulai direncanakan sebagai bagian dari upaya desa untuk mempromosikan pariwisata berbasis lingkungan. Selain itu, festival budaya dan kuliner lokal juga direncanakan untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya Gorontalo kepada dunia luar.
Pemerintah desa berupaya mengembangkan pariwisata secara berkelanjutan, agar potensi alam dan budaya yang ada tidak rusak oleh aktivitas pariwisata yang berlebihan. Dengan demikian, pengembangan wisata di Desa Lito diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.
Pemberdayaan Ekonomi Lokal
Selain sektor perikanan dan pariwisata, pertanian juga menjadi salah satu sumber mata pencaharian utama masyarakat Desa Lito. Tanah subur yang dimiliki desa ini memungkinkan masyarakat untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian, seperti padi, jagung, kelapa, dan sayur-mayur. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah desa bekerja sama dengan dinas pertanian setempat untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui penggunaan teknologi pertanian yang lebih modern.
Sektor ekonomi lain yang mulai dikembangkan adalah industri rumah tangga dan kerajinan tangan. Beberapa warga Desa Lito mulai mengolah hasil-hasil pertanian dan perikanan menjadi produk bernilai tambah, seperti kerajinan dari kulit kerang, makanan olahan laut, dan produk herbal. Upaya ini tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru di desa.
Desa Lito juga mulai memanfaatkan teknologi digital untuk mempromosikan produk-produk lokal. Melalui program desa digital, warga desa diberikan pelatihan tentang pemasaran online dan pengelolaan bisnis berbasis teknologi. Ini merupakan langkah signifikan dalam meningkatkan daya saing produk-produk lokal di pasar yang lebih luas, baik nasional maupun internasional.
Harapan di Masa Depan
Dengan berbagai langkah maju yang telah diambil, Desa Lito diharapkan terus berkembang menjadi desa yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan. Pemerintah desa, bersama dengan masyarakat, optimis bahwa masa depan Desa Lito akan semakin cerah dengan terus meningkatkan kualitas hidup warganya melalui pembangunan yang merata dan berkelanjutan.
Desa Lito, dengan kekayaan alam, budaya, dan sumber daya manusianya, memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu desa percontohan di Kabupaten Boalemo dan Provinsi Gorontalo. Perpaduan antara tradisi yang kuat dan modernisasi yang bijaksana menjadi kunci keberhasilan desa ini dalam menghadapi tantangan dan meraih berbagai peluang di masa depan.
Keberhasilan pembangunan Desa Lito tidak hanya akan memberikan manfaat bagi warganya sendiri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk terus berinovasi dan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pelestarian budaya, dan keberlanjutan lingkungan.